Tampilkan postingan dengan label BeritaIslami. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label BeritaIslami. Tampilkan semua postingan

Hikmah Keutamaan Qurban

Tujuan manfaat hikmah berkurban di Bulan Dzulhijjah Idul Adha perlu diketahui dan dipahami dengan baik oleh kita selaku Umat Islam yang menjalankannya.

Dimana pada tanggal 10 Dzulhijjah kita selaku umat Muslim melaksanakan ibadah qurban. Pengertian ibadah kurban adalah penyembelihan binatang tertentu yang dilakukan pada hari Idul Adha dan tiga hari sesudahnya (hari tasyrik).

Hari Tasyriq yaitu pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Sehingga bisa diambil kesimpulan tujuan hikmah qurban adalah dalam rangka untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala Tak diragukan lagi bahwasannya qurban di bulan Haji Dzulhijjah adalah merupakan bagian dari ibadah kepada Allah dan pendekatan diri pada-Nya.

Ibadah Qurban juga dilakukan dalam rangka mengikuti ajaran Nabi kita Muhammad SAW. Serta juga lanjutan dari syariat agama Nabi Ibrahim. Sebagaimana disebutkan dalam al Qur’an ketika menceritakan kisah pengorbanan Ismail, yang tercantum dalam Al-Qur'an surat Ash Shaffaat: 102-107.

Hikmah Keutamaan Qurban

Kisah Nabi Ibrahim Menyembelih Ismail


Disyariatkan ibadah qurban ini adalah berdasarkan pada kisah sejarah Nabi Ibrahim yang menyembelih anaknya Nabi Ismail yang merupakan bagian dari ujian yang diberikan Allah kepada NabiNya.

"Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis (nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu", sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar." (QS. Ash Shaffaat : 102-107)

Berikut hikmah pelajaran makna arti kisah nabi Ibrahim dan nabi Ismail seperti yang dikutip dari media Rumaysho.com bahwa dibicarakan dalam ayat ini adalah Nabi Isma’il ‘alaihis salam, putera dari Nabi Ibrahim ‘alaihis salam, bukan Ishaq.

Karena Ishaq baru disebut setelah itu, pada ayat 112-113. Isma’il lebih tua daripada Ishaq. Isma’il dilahirkan ketika Nabi Ibrahim berusia 86 tahun. Sedangkan Ishaq itu lahir ketika Nabi Ibrahim berusia 99 tahun.

Ketika Isma’il berada dalam usia gulam dan ia telah sampai pada usia sa’ya, yaitu usia di mana anak tersebut sudah mampu bekerja yaitu usia tujuh tahun ke atas.

Pada usia tersebut benar-benar Ibrahim sangat mencintainya dan orang tuanya merasa putranya benar-benar sudah bisa mendatangkan banyak manfaat.

Ibrahim 'alaihis salam berkata pada putranya, “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu.”

Isma’il ingin bersabar, ingin harap pahala dengan menjalankan perintah tersebut, mengharap ridha Rabbnya serta ingin berbakti pada orang tuanya. Isma’il pun meminta pada bapaknya untuk melaksanakan apa yang telah diperintahkan oleh Allah Ta’ala.

Niscaya akan didapati Isma’il termasuk orang-orang yang sabar atas kehendak Allah. Kesabaran tersebut dikaitkan dengan kehendak Allah karena memang tanpa kehendak Allah, kesabaran tersebut tak bisa dicapai.

Ketika Ibrahim dan Isma’il telah berserah diri, Ibrahim sudah akan menyembelih anaknya putranya sendiri, buah hatinya. Hal itu dilakukan untuk menjalankan perintah Allah dan takut akan siksa-Nya. Isma’il pun telah mempersiapkan dirinya untuk sabar.

Ia merendahkan diri untuk taat kepada Allah dan ridha pada orang tuanya. Ibrahim lantas membaringkan Isma’il di atas pelipisnya. Ia dibaringkan pada lambungnya lalu siap disembelih. Kemudian Ibrahim memandang wajah Ismail ketika akan menyembelihnya.

Ketika dalam keadaan gelisah dan cemas, Ibrahim diseru dan dikatakan bahwa benar sekali ia telah membenarkan mimpi tersebut. Ia telah mempersiapkan diri juga untuk hal itu. Yang terjadi ketika itu pisau sudah dilekatkan di leher.

Kisah Nabi Ibrahim Menyembelih Ismail

Peristiwa ini adalah ujian Allah pada Nabi Ibrahim 'alaihis salam, menunjukkan akan kecintaan Ibrahim pada Rabbnya. Allah menguji Ibrahim lewat anak yang benar-benar ia cintai, diperintahkan untuk disembelih.

Akhirnya, Allah mengganti dengan domba yang besar sebagai tebusan. Ibrahim bukan menyembelih Ismail, namun menyembelih seekor domba. Itulah balasan bagi orang yang berbuat ihsan. Itulah Ibrahim yang merupakan bagian dari orang beriman.

Keutamaan Ibadah Kurban


Ada beberapa kandungan hikmah keutamaan di dalam ibadah menyembelih Qurban di bulan haji atau bulan Dzulhijjah ini. Diantaranya adalah sebagai berikut :
  1. Bersyukur kepada Allah atas nikmat kehidupan yang diberikanNya. Karena memang begitu banyaknya nikmat yang telah Allah karuniakan kepada kita manusia yang tidak akan mungkin akan bisa kita hitung nikmat-nikmat yang telah Allah Ta'ala anugerahkan kepada kita semuanya.
  2. Hikmah berqurban ini juga agar kita sebagai seorang mukmin untuk bisa mengingat kesabaran Nabi Ibrahim dan Isma’il ‘alaihimas salaam, yang ini membuahkan ketaatan pada Allah dan kecintaan pada-Nya lebih dari diri sendiri dan anak. Pengorbanan seperti inilah yang menyebabkan lepasnya cobaan sehingga Isma’il pun berubah menjadi seekor domba. Jika setiap mukmin mengingat kisah ini, seharusnya mereka mencontoh dalam bersabar ketika melakukan ketaatan pada Allah dan seharusnya mereka mendahulukan kecintaan Allah dari hawa nafsu dan syahwatnya.
  3. Bukti sebagai hamba bertaqwa, “Daging daging qurban dan darahnya itu sekali kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketaqwaanmulah yang dapat mencapainya…” (QS al-Hajj, 22 :37)
  4. Ibadah Qurban Menjadi Ibadah yang di Cintai Allah. Dari Aisyah, Rasulullah SAW bersabda: "Tidak ada amalan anak cucu Adam pada hari raya qurban yang lebih disukai Allah melebihi dari mengucurkan darah (menyembelih hewan qurban), sesungguhnya pada hari kiamat nanti hewan-hewan tersebut akan datang lengkap dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya, dan bulu- bulunya. Sesungguhnya darahnya akan sampai kepada Allah (sebagai qurban) di manapun hewan itu disembelih sebelum darahnya sampai ke tanah, maka ikhlaskanlah menyembelihnya." (HR. Ibn Majah dan Tirmidzi). Ini adalah bagian dari pahala qurban. Dalilnya adalah : "Pada setiap lembar bulunya itu kita memperoleh satu kebaikan," (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).
  5. Meraih mendapatkan ampunan dosa, ”Fatimah, berdirilah dan saksikan hewan sembelihanmu itu. Sesungguhnya kamu diampuni pada saat awal tetesan darah itu dari dosa dosa yang kamu lakukan...” (HR. Abu Daud dan At-Tirmizi).
  6. Mendapat kesaksian yang indah dari hewan Qurban kita kelak, “Sesungguhnya ia (hewan qurban) akan datang pada hari kiamat dengan tanduk, kuku dan bulunya. Dan sesungguhnya darah hewan qurban akan jatuh pada sebuah tempat di dekat Allah sebelum darah mengalir menyentuh tanah. Maka berbahagialah jiwa dengannya". (HR. At Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al Hakim)
Semoga kita dimudahkan untuk menjalankan syariat agama Islam dalam berqurban aamiin...aamiin.

Hikmah Keutamaan Manfaat Zakat Fitrah

Zakat fitrah adalah bertujuan untuk membersihkan puasanya orang-orang berpuasa ramadhan dari hal-hal yang bisa menghilangkan pahala puasanya dan juga memberi makan orang miskin ( sehingga ketika hari raya idul fitri juga ikut bergembira dan juga tidak merasa susah karena tidak ada makanan baginya.

Ini adalah bagian dari hikmah keutamaan zakat fitrah di dalam Islam itu sendiri. Zakat fitrah wajib dikeluarkan oleh setiap orang muslim. Bagi mereka yang berada dibawah tanggungan orang lain, maka zakatnya menjadi kewajiban penanggungnya, baik ia seorang pembantu rumah tangga, seorang dewasa, ataupun seorang kanak-kanak, bahkan bayi yang telah bernyawa.

Dan juga yang masih didalam rahim, semuanya wajib mengeluarkan zakat fitrahnya, baik dari hartanya sendiri, ataupun oleh penanggung yang bertanggung jawab atasnya.

Zakat fitrah ialah keawjiban pada setiap individu baik laki-laki atau perempuan muslim yang mana pengeluarannya dilakukan pada bulan ramadhan penuh sebelum menginjak hari raya Idul Fitri.

Manfaat zakat fitrah adalah sebagai bentuk solidaritas kepada fakir miskin, dan merupakan bentuk syukur kepada Allah karena telah memberikan taufik-Nya sehingga bisa menyempurnakan puasa ramadhan.

Hikmah Keutamaan Manfaat Zakat Fitrah height=

Kewajiban Membayar Zakat Fitrah


Berikut dalil terkait dengan kewajiban menunaikan dan membayara zakat fitrah yaitu yang terdapat pada sebuah hadist riyawat dari Bukhari Muslim yang artinya :
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mewajibkan zakat fitrah sebanyak satu sha' kurma atau satu sha' gandum, atas budak dan orang merdeka, laki-laki dan perempuan, anak kecil dan orang besar dari kalangan orang Islam. Dan beliau memerintahkan agar ditunaikan sebelum orang-orang pergi menunaikan shalat"

Dan diantara hikmah tujuan manfaat zakat fitrah antara lain adalah sebagai berikut :

Menyempurnakan Keimanan Dan Keislaman Seseorang

Karena memang zakat dan membayar zakat ini termasuk di dalam bagian dari rukun Islam yang lima. Apabila seseorang melakukannya, maka keislamannya akan menjadi sempurna. Inilah salah satu dari manfaat membayarkan zakat termasuk zakat fitrah yang dibayarkan sebelum menunaikan sholat hari raya di pagi harinya.

Membuktikan penghambaan diri kepada kepada Allâh Azza wa Jalla dengan menjalankan perintah-Nya

Banyak dalil yang memerintahkan agar kaum Muslimin melaksanakan kewajiban agung ini, sebagaimana Allâh Azza wa Jalla firmankan dalam banyak ayat, diantaranya :

"Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'." (QS. Al-Baqarah/2:43).

Zakat memperkecil kesenjangan

Islam mengakui adanya perbedaan rezeki sebagai akibat dari perbedaan kemampuan, keahlian, dan potensi. Pada saat bersamaan Islam menolak kelas sosial timpang, satu sisi hidup penuh kenikmatan dan sisi lain dalam kemelaratan.

Islam menghendaki orang-orang miskin juga berkesempatan menikmati kesenangannya orang kaya, memberinya apa yang dapat menutup hajatnya. Dan zakat adalah satu dari banyak sarana yang dipergunakan Islam untuk menggapai tujuan di atas.

Tanda syukur orang yang berpuasa atau shaum kepada Allah atas nikmat ibadah shaum

Zakat Fitrah merupakan pembersih puasa dari hal-hal yang mengotorinya

Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘laihi wassalam: "Zakat Fitri merupakan pembersih bagi yang berpuasa dari hal-hal yang tidak bermanfaat dan kata-kata keji (yang dikerjakan waktu puasa), dan bantuan makanan untuk para fakir miskin." (Hadits Hasan riwayat Abu Daud)

Waki' bin Jarrah berkata, “Manfaat zakat Fitrah untuk puasa seperti manfaat sujud sahwi untuk shalat. Kalau sujud sahwi melengkapi kekurangan dalam shalat, sedangkan zakat fitrah melengkapi kekurangan yang terjadi ketika puasa”.

Membayar Zakat Fitrah Dengan Uang


Mayoritas ulama tidak membolehkan mengeluarkan zakat fitrah dalam bentuk uang, tetapi yang wajib dikeluarkan adalah jenis makanan sebagaimana yang disebutkan oleh Rasulullah shallallahu ‘laihi wassalam .

Tetapi ada juga sebagian ulama yang membolehkan seseorang mengeluarkan zakat fitrah dengan uang karena kebutuhan fakir miskin berbeda-beda, khususnya zaman sekarang, kebanyakan orang lebih membutuhkan uang daripada makanan. Mereka berdalil dengan hadits Ibnu Umar yang artinya :
"Rasulullah shallallahu ‘laihi wassalam mewajibkan zakat fitri dan bersabda, ‘Cukupkan mereka (fakir miskin) pada hari itu’." (HR. Daruqutni dan Baihaqi).

Mencukupkan fakir miskin bisa dengan memberikan uang atau sejenisnya yang dibutuhkan oleh fakir miskin dan tidak harus dengan bentuk makanan.

Diantara para ulama ada yang berpendapat bahwa dalam membayar zakat fitrah sebaiknya dilihat kondisi fakir miskin setempat. Jika mereka memang lebih membutuhkan makanan, seperti beras dan lain-lainnya sebagaimana yang tersebut dalam hadits, sebaiknya orang yang berzakat mengeluarkan zakatnya berupa makanan.

Akan tetapi, jika mereka lebih membutuhkan uang, sebaiknya membayar zakat dengan uang, karena hal tersebut sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat dan sesuai dengan tujuan diturunkannya syariah.

Keutamaan Hikmah Keberkahan Di Dalam Sahur

Berkah di dalam makan sahur adalah merupakan bagian dari keutamaan hikmah di dalam sahur itu sendiri. Dan termasuk dalam menjalankan sunnah Rasulullah SAW di bulan Ramadhan adalah dengan mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka puasa.

Disunnahkan bagi orang yang hendak berpuasa untuk makan sahur. Al Khottobi mengatakan bahwa makan sahur merupakan tanda bahwa agama Islam selalu mendatangkan kemudahan dan tidak mempersulit dalam segala sesuatunya.

Keberkahan di dalam sahur salah satunya adalah dengan kita mengakhirkan waktu makan sahur sebelum imsak atau pun sebelum adzan subuh berkumandang.

Jarak antara makan sahur yang terakhir adalah kurang lebih waktunya adalah seperti membaca 50 ayat Al-Qur'an. Pengertian sahur dalam bahasa Arab adalah adalah perbuatan menyantap makanan sahur.

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata : Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, yang artinya :
"Makan sahurlah, karena sesungguhnya ada keberkahan dalam sahur." (Muttafaq ‘Alaih)

Hadits diatas menunjukkan bahwa orang yang berpuasa diperintahkan untuk makan sahur. Sebab, di dalamnya terdapat manfaat tujuan makan sahur yang banyak dan juga keberkahan yang besar berkaitan dunia maupun akherat.

Keutamaan Hikmah Keberkahan Di Dalam Sahur

Nabi menyebutkannya ada keberkahan sebagai anjuran dan dorongan untuk makan sahur. Ini sesuai dengan namanya Al-Sahur, adalah istilah makan di waktu sahur, yakni akhir malam.

Berikut beberapa keutamaan keberkahan dalam makan sahur antara lain adalah sebagai berikut :

  1. Makan sahur berarti mengikuti sunnah Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Jika orang yang sahur meniatkan dalam sahurnya tersebut untuk menjalankan perintah Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan mengikuti cara beliau berpuasa maka makan sahurnya menjadi ibadah. Ia mendapatkan pahala atas niat dan makannya tersebut. Jika orang yang sahur adalah meniatkan untuk menjaga fitalitas tubuh dan memiliki kekuatan dalam menjalankan shiyam, shalat, tilawah, dan aktifitas positif lainnya maka ia akan mendapat pahala dalam makan sahurnya.
  2. Keberkahan makan sahur adalah bertakwa kepada Allah dalam melaksanakan ibadah dan beristi’anah (mohon pertolongan) kepada Allah Ta’ala pada siang hari untuk menjalankan shalat, membaca Al-Qur'an, berzikir, dan selainnya. Karena orang lapar pada umumnya akan malas menjalankan ibadah. Bawaannya berbaring dan tiduran. Maka orang yang makan sahur dia menjalankan sebab supaya memiliki tenaga di siang hari untuk menjalankan tugas duniawi dan ukhrawi.
  3. Menghilangkan akhlak tercela yang diakibatkan dari lapar. Orang lapar lebih mudah tersulut emosi, sensitif, dan mudah marah. Maka orang yang makan sahur akan memiliki jiwa yang lebih tenang sehingga mampu bermu’amalah dengan baik kepada orang lain.
  4. Melalui sahur akan berarti telah bersiap untuk menjalankan puasa sehingga ia lebih semangat dan tenang menjalankan puasa. Dan pastinya orang yang menyantap makan sahur akan lebih ringan (tidak terlalu payah) dalam menjalankan puasa.
  5. Orang yang makan sahur maka ia akan bangun di penghujung malam dan bisa memanfaatkannya untuk zikir, doa, shalat dan ibadah lainnya. Di mana saat tersebut adalah waktu mustajab. Ini salah satu rahasia keberkahan yang sangat istimewa dalam makan sahur.
  6. Makan sahur berarti menyalahi kebiasaan Ahlul Kitab. Seorang muslim tertuntut untuk bersikap demikian, yakni menjauhi tradisi dan kebiasaan mereka. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Perbedaan puasa kita dengan puasa ahli kitab adalah makan sahur.” (HR. Al-Nasa’i)
  7. Keberkahan dalam makan sahur lainnya adalah akan bisa shalat Shubuh berjama’ah di waktu yang paling utama. Karenanya, kita saksikan jumlah jamaah shalat Shubuh di bulan Ramadhan lebih banyak daripada di bulan-bulan selainnya. Hal itu tidak lepas dari aktifitas makan sahur mereka.
  8. Hidangan Makan Sahur. Tidak ada jenis makanan dan minuman khusus untuk makan sahur. Pokoknya makanan dan minuman halal yang baik dan bermanfaat untuk tubuh sah menjadi hidangan makan sahur
Mengakhirkan Sahur

Disunnahkan untuk mengakhirkan waktu sahur hingga menjelang fajar. Hal ini dapat dilihat dalam hadits berikut. Dari Anas, dari Zaid bin Tsabit, ia berkata : Kami pernah makan sahur bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian kami pun berdiri untuk menunaikan shalat. Kemudian Anas bertanya pada Zaid, ”Berapa lama jarak antara adzan Shubuh dan sahur kalian?” Zaid menjawab, ”Sekitar membaca 50 ayat”

Batas akhir sahur dan atau waktu terakhir untuk makan sahur telah ditentukan dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah yaitu dengan terbit dan jelasnya fajar shadiq, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala yang artinya : "Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar." (Q.S. Al-Baqarah : 187)

Keberkahan dan keutamaan dalam makan sahur yang lainnya adalah bahwasannya Allah dan MalaikatNya bershalawat kepada orang-orang yang sahur. Dalilnya adalah hadist dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu, Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya),

"Sahur itu makanan yang barokah, janganlah kalian meninggalkannya walaupun hanya meneguk seteguk air, karena Allah dan malaikatNya bershalawat kepada orang-orang yang sahur."

Hikmah Keutamaan Sedekah

Keutamaan hikmah manfaat banyak bersedekah di bulan Ramadan adalah merupakan bagian dari kemuliaan keberkahan amalan-amalan di bulan suci puasa Ramadhan. Sesungguhnya sedekah atau shadaqah di bulan Ramadhan memiliki keistimewaan dan kelebihan.

Dan ini haruslah menjadi motifasi dan pendorong seorang muslim menjadi lebih dermawan pula di bulan yang penuh mulia dan keberkahan ini.

Keteladanan contoh kedermawan dan sedekah Rasulullah SAW di bulan Ramadhan juga banyak dimuat. Suri teladan Rasulullah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam mencontohkan kepada kita untuk banyak bersedekah dan berderma di bulan Ramadhan.

Bahkan ada berbagai faedah manfaat dan keutamaan bilamana seseorang bertambah semangat bershodaqoh ketika berpuasa di bulan penuh berkah ini.

Hikmah Keutamaan Sedekah

Shadaqah di bulan Ramadhan lebih utama dibandingkan di luar Ramadhan, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutnya dengan bulan muwasah atau saling tolong menolong. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat dermawan di bulan Ramadhan, tepatnya ketika malaikat Jibril menemuinya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih dermawan terhadap hartanya daripada angin yang berhembus. Rasulullah SAW bersabda yang artinya : "Barang siapa memberi buka puasa pada orang yang berpuasa maka baginya semisal pahala mereka tanpa mengurangi sedikit pun dari pahala mereka." (HR Tirmidzi, Ibnu Majah dan Darimi).

Hadits ini menunjukkan keutamaan shadaqah di bulan Ramadhan, terlebih lagi bulan Ramadhan adalah bulan puasa. Orang-orang yang kekurangan ditimpa rasa lapar dan haus, namun di tangannya hanya ada sedikit harta.

Sehingga ketika ada orang yang mendermakan hartanya kepada mereka pada bulan tersebut, mereka mendapatkan bantuan untuk menaati Allah ta’ala di Bulan Ramadhan Yang Penuh Keberkahan Dan Kemuliaan tersebut.

Di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini, sangat dianjurkan untuk memperbanyak sedekah. Karena sedekah di bulan ramadan mengikatkan kita semakin erat dengan Dzat Yang Maha Kaya, Dzat Yang Maha Pemurah.

Berikut ini beberapa keutamaan hikmah manfaat tujuan sedekah dan khususnya lagi di bulan suci ramadhan antara lain adalah sebagai berikut seperti yang dilansir dari rumaysho.com :
1. Bulan Ramadhan adalah waktu yang mulia dan pahala berlipat ganda pada bulan tersebut.

2. Bahwasanya bulan Ramadhan adalah bulan di mana Allah berderma (melimpahkan kebaikan) kepada para hamba-Nya dengan mecurahkan rahmat, maghfirah, dan pembebasan dari neraka, terlebih di Lailatul Qadar. Allah Ta'ala akan menyayangi para hamba-Nya yang senang mengasihi yang lain. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang artinya : "Sesungguhnya Allah akan merahmati para hamba-Nya yang ruhama' (suka mengasihi yang lainnya)." (HR. Al-Buhkari).

3. Rajin berderma pada bulan Ramadhan berarti membantu orang yang berpuasa, orang yang melakukan shalat malam dan orang yang berdzikir supaya mereka mudah dalam beramal. Orang yang membantu di sini akan mendapatkan pahala seperti pahala mereka yang beramal.

Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan keutamaan orang yang memberi makan buka puasa yang artinya : “Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut sedikit pun juga.” (HR. Tirmidzi).

4. Menggabungkan antara puasa dan sedekah adalah sebab seseorang dimudahkan masuk surga.

Sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut yang artinya : Dari ‘Ali, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya di surga ada kamar yang luarnya bisa dilihat dari dalamnya dan dalamnya bisa dilihat dari luarnya.” Lantas orang Arab Badui ketika mendengar hal itu langsung berdiri dan berkata, “Untuk siapa keistimewaan-keistimewaan tersebut, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Itu disediakan bagi orang yang berkata yang baik, memberi makan (kepada orang yang butuh), rajin berpuasa, dan melakukan shalat di malam hari ketika manusia terlelap tidur.”" (HR. Tirmidzi).

5. Menggabungkan antara sedekah dan puasa adalah sebab kemudahan meraih ampunan dosa dan selamat dari siksa neraka. Lebih-lebih jika kedua amalan tersebut ditambah dengan amalan shalat malam.

6. Dalam puasa pasti ada cacat dan kekurangan, sedekah itulah yang menutupi kekurangan tersebut. Oleh karenanya di akhir Ramadhan, kaum muslimin disyari’atkan menunaikan zakat fitrah. Tujuannya adalah menyucikan orang yang berpuasa.

Disebutkan dalam hadits, Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitrah untuk menyucikan orang yang berpuasa dari kata-kata yang sia-sia dan dari kata-kata kotor, juga untuk memberi makan kepada orang miskin.” (HR. Abu Daud).

Disyari’atkan banyak berderma ketika puasa seperti saat memberi makan buka puasa adalah supaya orang kaya dapat merasakan orang yang biasa menderita lapar sehingga mereka pun dapat membantu orang yang sedang kelaparan.

Oleh karenanya sebagian ulama teladan di masa silam ditanya, “Kenapa kita diperintahkan untuk berpuasa?” Jawab mereka, “Supaya yang kaya dapat merasakan penderitaan orang yang lapar. Itu supaya ia tidak melupakan deritanya orang yang lapar.”

Dalam sebuah hadis shahih Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh Allah mempunyai dua malaikat yang ber doa setiap subuh. Salah satunya berkata; ‘Ya Allah, berilah orang yang membelanjakan sebagian hartanya di jalan Allah dengan gantu yang lebih baik lagi. Sedangkan malaikat yang satunya lagi berkata, ’Ya Allah, berilah kehancuran kepada orang yang tidak mau membelanjakan sebagian hartanya dijalan Allah’."

Betapa indah memberi harta kepada orang lain. Betapa baik shadaqah dan betapa mulianya saling membantu sesama. Setiapkali orang membelanjakan hartanya di jalan Allah, Allah memberinya kesehatan tubuh, ketenangan hati dan keluasan rizki.

Riwayat yang lain Rasulullah SAW juga bersabda, "Shadaqah bisa memadamkan dosa, sebagaimana air memadamkan api."

Dosa-dosa yang dilakukan hakikatnya mempunyai panas dalam hati, bara dalam jiwa, dan api yang menyala dalam kehidupan. Tak ada yang dapat memadamkan panas dan bara tersebut kecuali dengan bershadaqah.

Mendapatkan Keberkahan Kemuliaan Bulan Ramadhan

Tips cara kiat meraih keberkahan dalam amalan ibadah di bulan suci Ramadhan adalah merupakan hal yang ingin diperoleh dan didapatkan oleh tiap orang muslim yang menjalankan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan.

Allah Ta'ala telah menjanjikan limpahan kebaikan dan pahala kepada kaum muslimin yang aktif dan produktif dalam rangka mengisi Ramadan dengan amalan-amalan ibadah sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan sunnah Rasulullah SAW.

Allah swt menilai kebaikan di bulan ramadhan sama dengan ibadah wajib di bulan lain. Dan melipatgandakan ibadah wajib di bulan ramadhan menjadi 70 kali lipat pahalanya dibanding bulan lain.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Tirmizi dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah, Rasul Saw. bersabda yang artinya :
"Telah datang kepadamu Ramadhan. Bulan yang dipenuhi berkah. Allah Azza Wajalla mewajibkan kamu berpuasa padanya. Pintu-pintu langit dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup, dan selama Ramadhan itu para setan dibelenggu. Allah memiliki satu malam dalam bulan Ramadhan yang nilainya lebih baik dari 1.000 bulan. Siapa yang dihalangi kebaikannya, sungguh ia tidak akan mendapatkan apa-apa".

Mendapatkan Keberkahan Kemuliaan Bulan Ramadhan

Karena memang banyak Keutamaan Kemuliaan Bulan Ramadhan itu sendiri bagi kita Umat Muslim di seluruh dunia dan juga manfaat serta tujuan puasa itu sendiri.

Keberkahan dan kebaikan selama bulan Ramadhan antara lain :
  1. Diturunkannya Al-Qur’an Al-Karim.
  2. Diwajibkannya berpuasa.
  3. Di dalamnya ada satu malam nilainya lebih baik dari 1000 bulan (83.3 thn).
  4. Dibuka semua pintu syurga, ditutup semua pintu neraka dan dibelenggunya seta.
  5. Diampunkannya dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.
  6. Allah langsung menjamin balasan orang yang berpuasa.
  7. Shaum adalah metode terbaik untuk manajemen diri dan syahwat.
  8. Pendidikan latihan implementasi akhlak mulia seperti sabar, tsiqah Billah, tangggung jawab sosial dan sebagainya.
  9. Bau mulut orang yang berpuasa akan mengeluarkan wangi yang dahsyat di hari kiamat nanti melebihi wanginya kasturi.
  10. Kebahagiaan dunia dan akhirat.
  11. Ada pintu syurga khusus untuk orang yang melakukan shaum bernama “Rayyan”.
  12. Shaum akan menjadi syafaat di akhirat bagi yang melakukannya.
  13. Sahurnya orang berpuasa diberkahi Allah.
  14. Selalu mendapatkan waktu sahur di mana waktu sahur itu adalah momen terbaik untuk istighfar pada Allah.
  15. Shaum puasa adalah menyehatkan fisik dan jiwa.

Yang Dilakukan Ketika Bulan Ramadhan


Tuntunan panduan syarat rukun sunnah puasa ramadhan dan hal-hal yang membatalkan puasa ramadhan perlu juga diketahui dengan baik sehingga ketika kita menjalankan amalan-amalan bulan puasa ramadhan ini tidak sia-sia, atau hanya sekedar mendapatkan lapar dan haus saja.

Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika berpuasa dan di dalam Ramadhan itu sendiri antara lain adalah sebagai berikut seperti yang dilansir dari media dakwatuna.com :

Niat

Menata niat yang baik dan ikhlas adalah perlu dilakukan oleh setiap muslim. Karena memang syarat diterimanya ibadah ialah jika diniati dengan ikhlas dan sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasulnya. Sejak awal kita harus menata niat dengan baik. Kita niatkan bahwa segala amal yang dilakukan di bulan Raadhan hanya untuk meraih keridhaan Allah subhanahu wata`ala.

Kita juga berniat sejak awal bahwa amalan yang akan dilakukan akan diupayakan sedemikian rupa agar tetap berkesinambungan baik di dalam maupun di luar bulan Ramadhan. Mengingat sangat pentingnya niat, Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya (setiap) amalan tergantung pada niatnya”(HR. Bukhari dan Muslim).

Kalau niat kita sejak awal adalah benar-benar tulus hanya untuk Allah, insya Allah akan dimudahkan dan dianugerahi keistiqamahan setelah bulan Ramadhan.

Dengan niat yang tulus ini kita akan masuk dalam kategori hadits Rasulullah shollallahu `alaihi wasallam:
"Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan (karena) iman dan (tulus untuk) mengharap (ridha Allah, maka dosa-dosa yang telah lampau (pasti) diampuni Allah Ta`ala"(HR. Bukhari dan Muslim).
Memulai Amal Yang Paling Ringan

Kebanyakan orang menjadikan bulan Ramadhan menjadi semacam ‘bulan pelampiasan’ sehingga ada yang melakukan amal sebanyak-banyaknya dengan sebenap macamnya untuk diluapkan di bulan Ramadhan. Tiba-tiba banyak dijumpai orang yang rajin shalat jama`ah, sedekah, shalat malam, mengaji Alquran dan lain sebagainya.

Karena tidak memilih amal yang paling ringan dan mudah dilakukan sesuai kemampuan diri, akhirnya di luar bulan Ramadhan amalan-amalan menjadi terhenti dan putus. Putus karena di samping persepsi dan niat yang salah, amalan-amalan dilakukan tanpa melihat kadar kemampuan diri.

Sehingga kita tidak heran jika banyak orang gagal ketika keluar dari bulan Ramadhan, karena tidak memilih amalan yang paling ringan dilakukan. Maka dari itu, yang perlu diperhatikan agar amalan kita berkualitas baik dan tetap istiqomah, kita perlu memilih amalan yang paling mudah kita lakukan, agar tidak membuat bosan dan putus di tengah jalan.

Menunaikan Amal Secara Berkesinambungan

Imam Bukhori dan Muslim dalam kitab shohih-nya meriwayatkan, Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wasallam bersabda: “Amal yang paling dicintai oleh Allah ialah yang paling dawam (istiqomah, langgeng) meskipun sedikit”. Kelanggengan dan keistiqamahan amal ini erat kaitannya denga melakukan amalan sesuai dengan kemampuan serta dilakukan secara bertahap.

Kebersinambungan amal ini juga menjadi sebagai tanda bagi sukses tidaknya muslim dalam beribadah di bulan Ramadhan. Suatu saat Rasulullah shallalahu `alaihi wasallam naik mimbar sembari berkata amin tiga kali. Para sahabat heran dan bertanya mengenai pengaminan beliau sebanyak tiga kali. Beliau mengatakan sedang mengamini doa Jibril.

Salah satu yang beliau amini ialah: celakalah orang yang mendapati bulan Ramadhan tetapi tidak diampuni dosa-dosanya (HR. Turmudzi). Supaya Ramadhan kita diterima dengan baik maka kita mengusahakan amalan yang rutin di bulan Ramadhan untuk kemudian dilanjutkan di luar bulan Ramdhan.

Ini adalah bagian dari tips cara agar amalan ibadah Ramadhan diterima Allah SWT.

Berdoa

Kita tidak pernah tahu apakah amalan kita akan diterima oleh Allah atau tidak selama bulan Ramadhan. Sudah menjadi keniscayaan bahwa sebagai muslim kita harus berdoa kepada Allah ta`ala.

Kalau kebanyakan dari antara kita merasa bahagia ketika bulan Ramadhan, maka lain halnya dengan para sahabat dan salafus sholih, mereka sedih bukan main memanjatkan doa agar diterima segala amal kebaikannya dan diberi keistiqamahan dalam menjalankannya.

Kita tidak tahu secara pasti apakah kita masi menjumpai Ramadhan pada tahun berikutnya, maka kita harus berdoa agar amalan kita dikabulkan dan konsisten beramal sepanjang waktu hingga diperjumpakan dengan bulan Ramadhan tahun depan.

Semoga ini bermanfaat dan menjadikan kita semangat dan konsisten dalam beramal baik dalam maupun di luar bulan Ramadhan. Wallahu a`lam bi al-showab.

Recent Articles

© 2014 ~ 2016 Tino Berita ~ WP Themonic ~ Template by Bloggertheme9 Powered by Blogger ~ News Farras ~ Sehat Kita Semua
TOP