Tampilkan postingan dengan label BeritaIslami. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label BeritaIslami. Tampilkan semua postingan

Keutamaan Puasa 6 Hari Syawal

Hikmah keutamaan manfaat tujuan dan tata cara puasa syawal setelah Umat Islam merayakan Hari Raya Idul Fitri perlu untuk diketahui dan dipahami dengan baik bagi kita yang akan menjalankan sunnah berpuasa setelah Bulan Ramadhan yaitu Puasa Syawal.

Dan termasuk amalan ibadah sunnah yang dicontohkan Rasulullah SAW di bulan Syawal salah satunya adalah dengan menjalankan puasa sunnah selama 6 hari. Puasa Syawal kita tahu memiliki keutamaan yang besar yaitu mendapat pahala puasa setahun penuh. Namun bagaimanakah tata cara melakukan puasa Syawal?

Keutamaan Puasa 6 Hari Syawal

Keutamaan Puasa Sunnah Syawal


Puasa enam hari bulan Syawal selepas mengerjakan puasa wajib bulan Ramadhan adalah amalan sunnah yang dianjurkan bukan wajib. Seorang muslim dianjurkan mengerjakan puasa enam hari bulan Syawal.

Banyak sekali keutamaan dan pahala yang besar bagi puasa ini. Diantaranya, barangsiapa yang mengerjakannya niscaya dituliskan baginya puasa satu tahun penuh (jika ia berpuasa pada bulan Ramadhan).

Kita tahu bersama bahwa puasa Syawal itu mempunyai keutamaan kebaikan dan pahala, bagi yang Berpuasa Ramadhan dengan sempurna lantas mengikutkan puasa 6 hari di bulan Syawal, maka ia akan mendapatkan pahala puasa setahun penuh. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya :
"Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh." (HR. Muslim).
Para ahli fiqih madzhab Hambali dan Syafi'i menegaskan bahwa puasa enam hari bulan Syawal selepas mengerjakan puasa Ramadhan setara dengan puasa setahun penuh, karena pelipat gandaan pahala secara umum juga berlaku pada puasa-puasa sunnat. Dan juga setiap kebaikan dilipat gandakan pahalanya sepuluh kali lipat.

Salah satu faidah terpenting dari pelaksanaan puasa enam hari bulan Syawal ini adalah menutupi kekurangan puasa wajib pada bulan Ramadhan. Sebab puasa yang kita lakukan pada bulan Ramadhan pasti tidak terlepas dari kekurangan atau dosa yang dapat mengurangi keutamaannya. Pada hari kiamat nanti akan diambil pahala puasa sunnah tersebut untuk menutupi kekurangan puasa wajib.

Disebutkan bahwa setiap kebaikan akan dibalas minimal dengan sepuluh kebaikan yang semisal. Ini menunjukkan bahwa puasa Ramadhan sebulan penuh akan dibalas dengan 10 bulan kebaikan puasa. Sedangkan puasa enam hari di bulan Syawal akan dibalas minimal dengan 60 hari (2 bulan) kebaikan puasa.

Jika dijumlah, seseorang sama saja melaksanakan puasa 10 bulan + 2 bulan sama dengan 12 bulan. Itulah mengapa penyebab alasan orang yang melakukan puasa Syawal bisa mendapatkan ganjaran puasa setahun penuh.

Tata Cara Pelaksanaan Puasa Syawal


Berikut beberapa tata cara contoh sunnah puasa sunnah di bulan syawal seperti informasi yang dilansir dari muslim.or.id antara lain adalah sebagai berikut :

Puasa Sunnah Syawal Dilakukan Selama Enam Hari

Dalil dilakukan dilaksanakan selama 6 hari ini adalah berdasarkan pada Hadist Riwayat Muslim No 1164 yang artinya : "Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh".

Lebih utama dilaksanakan sehari setelah Idul Fitri, namun tidak mengapa jika diakhirkan asalkan masih di bulan Syawal

Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata, "Para fuqoha berkata bahwa yang lebih utama, enam hari di atas dilakukan setelah Idul Fitri (1 Syawal) secara langsung. Ini menunjukkan bersegera dalam melakukan kebaikan." (Syarhul Mumti’, 6: 465).

Lebih utama dilakukan secara berurutan namun tidak mengapa jika dilakukan tidak berurutan

Syaikh Ibnu ‘Utsaimin juga berkata, "Lebih utama puasa Syawal dilakukan secara berurutan karena itulah yang umumnya lebih mudah. Itu pun tanda berlomba-lomba dalam hal yang diperintahkan."

Sunah puasa syawal adalah 6 hari, boleh dilakukan 6 hari berturut-turut atau berselang-seling. yang penting 6 hari tersebut dilakukan pada bulan syawal. 1 syawal (Hari Raya iedul fitri) kita diharamkan berpuasa, maka mulai tanggal 2 syawal kita disunahkan berpuasa 6 hari.

Usahakan untuk menunaikan qodho’ puasa terlebih dahulu agar mendapatkan ganjaran puasa Syawal yaitu puasa setahun penuh

Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah berkata, “Siapa yang mempunyai kewajiban qodho’ puasa Ramadhan, hendaklah ia memulai puasa qodho’nya di bulan Syawal. Hal itu lebih akan membuat kewajiban seorang muslim menjadi gugur. Bahkan puasa qodho’ itu lebih utama dari puasa enam hari Syawal.”

Menurut pendapat terkuat, puasa qadha’ harus didahulukan dari puasa Syawal.

Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan, "Barangsiapa mempunyai qodho’ puasa di bulan Ramadhan, lalu ia malah mendahulukan menunaikan puasa sunnah enam hari Syawal, maka ia tidak memperoleh pahala puasa setahun penuh.

Karena keutamaan puasa Syawal (mendapat pahala puasa setahun penuh) diperoleh jika seseorang mengerjakan puasa Ramadhan diikuti puasa enam hari di bulan Syawal. Dalam kondisi tadi, ia tidak memperoleh pahala tersebut karena puasa Ramadhannya belum sempurna.” (Lathoif Al Ma’arif, hal. 392).

Boleh melakukan puasa Syawal pada hari Jum’at dan hari Sabtu

Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, “Ulama Syafi’iyah berpendapat bahwa dimakruhkan berpuasa pada hari Jum’at secara bersendirian. Namun jika diikuti puasa sebelum atau sesudahnya atau bertepatan dengan kebiasaan puasa seperti berpuasa nadzar karena sembuh dari sakit dan bertepatan dengan hari Jum’at, maka tidaklah makruh.” (Al Majmu’ Syarh Al Muhaddzab, 6: 309).

Hal ini menunjukkan masih bolehnya berpuasa Syawal pada hari Jum’at karena bertepatan dengan kebiasaan.

Adapun berpuasa Syawal pada hari Sabtu juga masih dibolehkan sebagaimana puasa lainnya yang memiliki sebab masih dibolehkan dilakukan pada hari Sabtu, misalnya jika melakukan puasa Arafah pada hari Sabtu.

Hikmah keutamaan puasa sunnah Syawal adalah salah satunya bahwasannya puasa selama 6 hari di bulan syawal merupakan juga menyempurnakan rangkaian ibadah puasa Ramadhan.

Untuk itulah maka barangsiapa yang berpuasa Ramadhan sebulan penuh, dan selanjutnya menunaikan berpuasa sunnah pada bulan Syawwal, maka dia akan mendapatkan pahala puasa selama setahun penuh.

Semoga kita dimudahkan untuk menjalankan melaksanakan sunnah Rasulullah SAW berpuasa selama 6 hari di bulan Syawal aamiin.

Tips Cara Mendidik Melatih Anak Rajin Sholat

Kiat cara dan tips bagaimana melatih mendidik memotivasi anak-anak untuk gemar dan rajin melaksanakan sholat 5 waktu perlu untuk diketahui dan juga dipahami oleh kita para orang tua.

Tips agar anak rajin shalat 5 waktu pada dasarnya adalah bahwa kita sebagai orang tua perlu terlebih dahulu memahami akan kewajiban sholat 5 waktu itu sendiri. Orang tua telah melaksanakan dengan baik dan memberikan contoh dan keteladanan yang baik dalam keluarga terkait pelaksanaan sholat wajib itu sendiri.

Tips Cara Mendidik Melatih Anak Rajin Sholat

Sholat adalah ibadah yang harus kita kerjakan dalam kondisi apapun, kecuali karena ada alasan yang syar’i, jadi walaupun sakit, dalam perjalanan bahkan dalam kondisi perang pun harus kita laksanakan.

Berikut keutamaan sholat dan kewajiban menjalankan sholat 5 waktu dan alasan penyebab sholat itu wajib antara lain :
  1. Shalat adalah kewajiban paling utama setelah dua kalimat syahadat dan merupakan salah satu rukun islam. Dan inilah bagian dari kedudukan sholat dalam Islam.
  2. Shalat merupakan pembeda antara muslim dan kafir.
  3. Shalat adalah tiang agama dan agama seseorang tidak tegak kecuali dengan menegakkan shalat.
  4. Amalan yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat.
  5. Sholat dapat mencegah seseorang dari perbuatan keji dan munkar.
Dan pemahaman tentang hal tersebut harus ditanamkan semenjak dini sejak anak masih kecil dan tentunya diberikan sesuai dengan pemahaman anak-anak dalam usianya mereka.

Baca informasi berikut ini : Tips Cara Memberikan Contoh Keteladanan Pendidikan Agama Pada Anak.

Berikut ini beberapa tips agar anak bisa untuk rajin shalat lima waktu, diantaranya yaitu :

Ingatkan Kepada Anak Akan Tujuan Sholat

Ajak anak membuka Al-Qur’an Surat Thaha (20) ayat 14 yang artinya :
"Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku, dan dirikanlah shalat, untuk mengingat Aku.”

Setelah salam dan berdoa, cobalah tanyakan pada anak, apakah selama sholat tadi dia ingat kepada Allah? Jika anak menjawab belum, maka berbincanglah dari hati ke hati mengapa dia belum bisa mengingat Allah selama sholat.

Bantu anak melakukan refleksi atas sholatnya, lalu lakukan evaluasi dengan memancing ide anak kira-kira apa yang bisa ia lakukan agar sholat berikutnya lebih bisa mengingat Allah. Tantang dia agar berkomitmen melakukan idenya sendiri.

Lakukan terus perbincangan ini dari hati ke hati, minimal sekali dalam sehari. Jika belum juga terlihat hasilnya, bersabarlah tanpa berhenti berusaha.
"Dan perintahkanlah keluargamu untuk shalat dan bersabarlah kamu dalam melakukannya." (QS Thaha (20) : 132)

Contoh Bukti Nyata Keteladanan Orang Tua Dalam Menjalankan Kewajiban Sholat 5 Waktu

Memberikan contoh yang baik kepada anak-anak kita selain dengan memberikan ilmu pengetahuan agama tentang kewajiban sholat harus dibuktikan dengan keteladanan serta bukti nyata orang tua juga menjalankan sholat 5 waktu tersebut dengan baik.

Seorang ayah menjalankan shalat 5 waktu di masjid dan ibunya juga senantiasa menjalankan sholat setelah adzan berkumandang dan dilakukan di rumah. Dalam keseharian maka sang anak bisa melihat dan menyaksikan kedua orang tuanya dengan teratur, rutin menjalankan sholat maka akan memberikan kesan dan contoh yang baik kepada anak.

Minta Anak Selalu Sholat Di Sebelah Orang Tua

Anak perlu role-model, bahkan dalam urusan sholat. Sangat jarang ada anak yang bisa langsung tertib sholatnya. Semua perlu waktu dan usaha. Rasulullah menyuruh kita mulai mengajarkan dan membiasakan anak sholat di umur 7 tahun, bahkan boleh memukulnya jika sampai usia 10 tahun belum bisa sholat dengan tertib.

Ada rentang waktu 3 tahun di sana, kurang lebih 5475 kali sholat fardhu. Alangkah baiknya jika 5475 kali sholat itu, anak melakukannya dalam pengawasan kita atau orang yang kita percaya. Anak bisa langsung melihat cara kita sholat, untuk kemudian menirunya. Jika ada yang salah dengan sholatnya pun, kita bisa langsung menegurnya seusai sholat.

Ajarkan Anak Doa Agar Istiqomah Dalam Sholat

Bersamaan dengan usaha kita memotivasi anak, jangan lupa mengajarinya doa Nabi Ibrahim a.s yang sudah terkenal mustajab.

“Rabbiij'alnii muqiimash-shalaati wamin dzurrii-yatii, rabbanaa wataqabbal du'aa, Ya Tuhanku, jadikanlah aku orang yang selalu mendirikan shalat, demikian juga anak keturunanku. Ya Tuhanku, perkenankan do'aku." – (QS. Ibrahim (14) : 40)

Mintalah anak untuk membaca doa ini setiap selesai sholat. Tentu kita sendiri pun harus juga sering-sering membacanya. Wamin dzurrii-yatii, dan demikian pula anak keturunanku.

Pembiasaan / Pengkondisian

Ada pepatah mengatakan ala bisa karena biasa. Insya Alloh ketika keteladanan dan nasehat sudah kita lakukan jangan lupa pembiasaan agar semua kebaikan dan sifat-sifat terpuji yang sudah kita tanamkan, khususnya sholat ini menjadi kewajiban rutin bahkan kebutuhan yang harus dipenuhi.

Caranya bisa dengan bersegera mengambil air wudhu ketika adzan terdengar, hentikan semua aktivitas dan kerjaan, matikan televisi, terus sholatnya selalu berjama’ah, yang laki-laki sholat berjama’ah di masjid. Yang wanita sholat berjama’ah bersama kita para ibu di rumah.

Dan jika semua hal baik yang sudah kita tanamkan lalu kita laksanakan secara kontinyu maka lama-lama akan menjadi suatu pembiasaan / pengkondisian yang baik yang islami sesuai syariat.

Hikmah Keutamaan Menahan Marah

Keutamaan memaafkan dan hikmah menahan marah bagi seorang muslim adalah merupakan bagian dari tanda ciri orang-orang mukmin. Untuk itulah pentingnya mengetahui akan kemuliaan keutamaan menahan marah itu sendiri.

Nasehat wasiat nabi Rasulullah Muhammad SAW untuk jangan marah juga tersebut dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari yang artinya :

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam: “Berilah wasiat kepadaku”. Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: "Janganlah engkau marah". Maka diulanginya permintaan itu beberapa kali. Sabda beliau: "Janganlah engkau marah".

Hikmah Keutamaan Menahan Marah

Memang sifat marah merupakan tabiat yang tidak mungkin luput dari diri manusia, karena mereka memiliki nafsu yang cenderung ingin selalu dituruti dan enggan untuk diselisihi keinginannya.

Bersamaan dengan itu, sifat marah merupakan bara api yang dikobarkan oleh setan dalam hati manusia untuk merusak agama dan diri mereka, karena dengan kemarahan seseorang bisa menjadi gelap mata sehingga dia bisa melakukan tindakan atau mengucapkan perkataan yang berakibat buruk bagi diri dan agamanya.

Oleh karena itu, hamba-hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala yang bertakwa, meskipun mereka tidak luput dari sifat marah, akan tetapi kerena mereka selalu berusaha melawan keinginan hawa nafsu, maka merekapun selalu mampu meredam menahan kemarahan karena Allah.

Diantara keutamaan kemuliaan menahan marah terdapat dalam pada Al Quran yang artinya :
"(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS Ali Imran: 3)

Hal ini juga maksudnya adalah bahwa jika mereka disakiti orang lain yang menyebabkan timbulnya kemarahan dalam diri mereka, maka mereka tidak melakukan sesuatu yang diinginkan oleh watak kemanusiaan mereka (melampiaskan kemarahan), akan tetapi mereka (justru berusaha) menahan kemarahan dalam hati mereka dan bersabar untuk tidak membalas perlakuan orang yang menyakiti mereka.

Marah merupakan sikap yang tak baik bagi setiap manusia. Jika seseorang memiliki sikap marah maka sering kali ia dapat stigma negatif sebagai pemarah. Perlu dipahami bahwa sikap pemarah dampaknya sangat besar bagi kehidupan. Orang yang pemarah akan menjadi orang yang sangat sensitif.

Demikian juga biasanya pemarah tidak mempunyai banyak teman. Karena sikapnya yang pemarah maka orang-orang akan menjauh darinya, boleh jadi rezekinya pun begitu. Mengapa demikian? Karena, rezeki itu bukan langsung diberikan atau diturunkan Allah begitu saja kepada kita, melainkan lewat orang di sekitar kita dengan berbagai cara. Maka, disebabkan hal-hal yang demikian Rasulullah dengan tegas melarang kita agar tidak marah.

Sebalikanya, sikap ramah dan pemaaflah yang seharusnya kita munculkan bagi setiap orang. Tentunya, dengan menjadi orang yang ramah teman akan banyak dan begitu juga jalan rezeki yang insya Allah, akan banyak dan mudah. Karena, satu di antara sekian banyak kerugian dari seorang pemarah adalah memiliki musuh yang banyak dan begitupun sebaliknya.

Tips Cara Menahan Menghilangkan Marah


Ada beberapa cara kiat tips cara menghilangkan marah yang bisa dilakukan seorang muslim diantaranya adalah seperti yang disebutkan oleh Syekh Abdul Azis bin Fathi as-Sayyid Nada dalam kitab Mausuu'atul Aadaab alIslamiyah terkait dengan adab adab berkaitan dengan marah :

Jangan Marah, Kecuali Karena Allah SWT

Menurut Syekh Sayyid Nada, marah karena Allah merupakan sesuatu yang disukai dan mendapatkan amal. Misalnya, marah ketika menyaksikan perbuatan haram merajalela. Seorang Muslim yang marah karena hukum Allah diabaikan merupakan contoh marah karena Allah.

"Seorang Muslim hendaknya menjauhi kemarahan karena urusan dunia yang tak mendatangkan pahala," tutur Syekh Sayyid Nada. Rasulullah SAW, kata dia, tak pernah marah karena dirinya, tapi marah karena Allah SWT. Nabi SAW pun tak pernah dendam, kecuali karena Allah SWT.

Berlemah Lembut Dan Tak Marah Karena Urusan Dunia

Syekh Sayyid Nada mengungkapkan, sesungguhnya semua kemarahan itu buruk, kecuali karena Allah SWT. Ia mengingatkan, kemarahan kerap berujung dengan pertikaian dan perselisihan yang dapat menjerumuskan manusia ke dalam dosa besar dan bisa pula memutuskan silaturahim.

Mengingat Keagungan Kebesaran Dan Kekuasaan Allah SWT

"Ingatlah kekuasaan, perlindungan, keagungan, dan keperkasaan Sang Khalik ketika sedang marah," ungkap Syekh Sayyid Nada. Menurut dia, ketika mengingat kebesaran Allah SWT, maka kemarahan akan bisa diredam. Bahkan, mungkin tak jadi marah sama sekali. Sesungguhnya, papar Syekh Sayyid Nada, itulah adab paling bermanfaat yang dapat menolong seseorang untuk berlaku santun (sabar).

Menahan Dan Meredam Amarah Jika Telah Muncul.

Syekh Sayyid Nada mengungkapkan, Allah SWT menyukai seseorang yang dapat menahan dan meredam amarahnya yang telah muncul. Allah SWT berfirman, " … dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memberi maaf orang lain, dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan." (QS Ali Imran:134).

Berlindung Kepada Allah Ketika Marah

Nabi SAW bersabda, "Jika seseorang yang marah mengucapkan; 'A'uudzu billah (aku berlindung kepada Allah SWT, niscaya akan reda kemarahannya." (HR Ibu 'Adi dalam al-Kaamil.)

Diam

Rasulullah SAW bersabda, "Ajarilah, permudahlah, dan jangan menyusahkan. Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaklah ia diam." (HR Ahmad). Terkadang orang yang sedang marah mengatakan sesuatu yang dapat merusak agamanya, menyalakan api perselisihan dan menambah kedengkian.

Mengubah Posisi Ketika Marah

Mengubah posisi ketika marah merupakan petunjuk dan perintah Nabi SAW. Nabi SAW bersabda, "Jika salah seorang di antara kalian marah ketika berdiri, maka hendaklah ia duduk. Apabila marahnya tidak hilang juga, maka hendaklah ia berbaring." (HR Ahmad).

Berwudhu

Menurut Syekh Sayyid Nada, marah adalah api setan yang dapat mengakibatkan mendidihnya darah dan terbakarnya urat syaraf. "Maka dari itu, wudhu, mandi atau semisalnya, apalagi mengunakan air dingin dapat menghilangkan amarah serta gejolak darah," tuturnya.

Memberi Maaf Dan Bersabar

Orang yang marah sudah selayaknya memberikan ampunan kepada orang yang membuatnya marah. Allah SWT memuji para hamba-Nya "... dan jika mereka marah mereka memberi maaf." (QS Asy-Syuura:37).

Memaafkan merupakan bagian dari akhlak mulia yang diajarkan Rasulullah SAW kepada umatnya. Abdullah al-Jadali berkata, "Aku bertanya kepada Aisyah RA tentang akhlak Rasulullah SAW, lalu ia menjawab, 'Beliau bukanlah orang yang keji (dalam perkataan ataupun perbuatan), suka kekejian, suka berteriak di pasar-pasar atau membalas kejahatan dengan kejahatan, melainkan orang yang suka memaafkan." (HR Tirmidzi).

Dan ini juga adalah bagian dari hikmah manfaat keutamaan memaafkan dalam Islam itu sendiri yang diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW juga.

Umat Islam diperintahkan untuk memaafkan kesalahan orang lain kepadanya. Rasulullah SAW bersabda, "Orang yang hebat bukanlah orang yang menang dalam pergulatan. Sesungguhnya orang yang hebat adalah orang yang (mampu) mengendalikan nafsunya ketika marah. Memaafkan dan mengampuni juga merupakan perbuatan yang diperintahkan Sang Khalik kepada umatnya.

Rasulullah saw. juga bersabda: “Apabila salah seorang di antara kalian sedang marah dalam keadaan berdiri, hendaklah dia duduk jika kemarahan itu dapat hilang. Apabila (kemarahan) itu tidak hilang, hendaklah dia berbaring (HR Abu Dawud dari Abu Dzar)”.

Menahan marah itu memang tidak mudah mengingat sumber amarah itu berasal dari setan. Namun, kabar baiknya, selain menyehatkan badan dan pikiran, menahan marah mampu mendatangkan barakah.

Seperti kata-kata hikmah Umar bin Khattab, “Aku mencari keberkahan dari sebagian besar pintu-pintu rezeki dan tidaklah kutemukan keberkahan itu selain dari sabar, “ (Umar bin Khattab ra).

Edaran Bupati Batang Untuk Shalat Berjamaah

Surat edaran Bupati Batang berisi himbauan melaksanakan sholat berjamaah di masjid dan menghentikan semua kegiatan ketika adzan sholat 5 waktu berkumandang adalah salah satu bentuk kepedulian pemimpin daerah terhadap kewajiban sholat 5 waktu.

Himbauan shalat berjamaah dari Bupati Batang ini terdapat dan tertuang di dalam tertuang dalam Surat Edaran No 800/SE/2045/2015 tertanggal 28 Desember 2015 itu juga ditujukan kepada instansi vertikal, BUMN, perusahaan swasta, lembaga masyarakat, sekolah, madrasah, pesantren. Selain itu, surat edaran ini juga ditujukan ke rumah sakit, puskesmas dan kalangan profesi.

Edaran Bupati Batang Untuk Shalat Berjamaah

Dalam surat edaran Bupati Batang menghimbau agar menghentikan seluruh kegiatan saat adzan dikumandangkan, dan sesegera mungkin melaksanakan shalat 5 waktu (shalat fardhu) secara berjamaah di masjid terdekat.

Tujuan alasan surat edaran bupati batang tentang sholat berjamaah di masjid rangka meningkatkan keimanan dan mendukung efektifitas kerja.

"Jadi kalau untuk tujuan akhirat, diperintah oleh yang membuat hidup ini dipatuhi, apalagi urusan yang lain. Tentu akan bisa menjalankan,” jelas Bupati batang Yoyok seperti dilansir dari Detik.

Bupati batang Yoyok Riyo Sudibyo menjelaskan, dengan tertib waktu untuk salat yang 5 menit saja sudah bisa disiplin tentu di seluruh aspek kehidupan yang lain akan demikian.

"Dan di masjid, semua berkumpul. Kemudian bisa diskusi, rekonsiliasi, dan penjernihan spiritual," terang Yoyok.

Sejak awal 2015 aturan ini, walau tidak secara tertulis sudah dijalankan. Dan imbas positifnya sangat dirasakan. Masyarakat Batang, yang ingin menemui Bupati atau pejabat daerah tinggal ke masjid raya Batang. Setiap salat fardhu pasti akan mudah ditemui. Dan baru di akhir 2015, dibuat edaran resmi terkait imbauan ini.

Dan semoga dengan adanya Bupati Batang Keluarkan SE "Hentikan Seluruh Kegiatan Saat Adzan Berkumandang Untuk Sholat Berjamaah" akan menjadi contoh untuk pemimpin pemimpin daerah yang lain untuk hal yang baik dan positif dalam anjuran himbauan menjalankan sholat fardhu di masjid secara berjamaah.

Penyebab Alasan Fakta Mengapa Babi Haram

Penyebab alasan fakta hikmah dilarang haramnya makan babi baik dilihat dari aspek Agama Islam dan juga dilihat dari aspek kesehatan adalah begitu banyak.

Karena memang pada dasarnya ini adalah larangan Allah memakan konsumsi daging babi itu sendiri yang hukumnya adalah haram. Dalil Al Quran tentang haram memakan daging babi ini terdapat dalam QS. Al-Baqarah [2] ayat 173 yang artinya :

"Sesungguhnya Allah mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".
Penyebab Alasan Fakta Mengapa Babi Haram

Walau demikian tidak sedikit pula sebagian diantara kita masih ada yang belum mengetahui dampak negatif buruk akibat dari memakan daging babi, dan masih bertanya-tanya: "Mengapa umat Islam dilarang makan babi?"

Dalam ayat tersebut diata jelas bahwa umat Islam dilarang makan babi, bangkai, darah, dan binatang-binatang lain yang tidak disembelih atas nama Allah, kecuali dalam keadaan amat sangat terpaksa.

Kenapa? Disinilah letak kuasa Allah. Segala apa yang diperintahkan atau diperbolehkan (halal) dan apa yang dilarangNya (haram) pasti berguna untuk manusia.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa analisis kimia dari darah menunjukkan adanya kandungan yang tinggi dari uric acid (asam urat) yaitu suatu senyawa kimia yang bisa berbahaya bagi kesehatan manusia. Sementara dari ayat diatas jelas bahwa yang diharamkan antara lain ialah segala macam darah.

Kita tidak boleh memakan babi karena Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengharamkannya. Allah Sang Pencipta telah memberitahukan bahwa hewan itu najis, tidak halal bagi seorang muslim untuk memakannya.

Tidak disebutkan di dalam syari’at alasan khusus pengharaman daging babi selain firman-Nya: “Karena sesungguhnya itu adalah najis”. Dan najis itu mutlak kepada apa yang dipandang buruk oleh syari’at dan fitrah yang lurus, dan alasan ini saja sudah cukup.

Terdapat juga alasan umum yang mencakup daging babi dan selainnya dari makanan-makanan yang diharamkan, yaitu firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
“… dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk …” (QS. Al-A’raf (7): 157)

Maka, segala yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah buruk, dan perkara-perkara yang khabits (kotor, buruk) pada konteks ini adalah apa-apa yang di dalamnya mengandung kerusakan bagi kehidupan manusia dan pada kesehatannya, atau hartanya, atau dalam akhlaknya.

Ajaran Islam mengharamkan umatnya mengkonsumsi daging babi dan atau memanfaatkan seluruh anggota tubuh babi selain dalil yang tersebut diatas.

Berikut alasan penyebab dilarangnya untuk memakan daging babi yang haram dan juga fakta ilmiah dalam dunia kesehatan tentang bahaya makan daging babi bagi kesehatan antara lain :

Penyakit Yang Bisa Timbul Karena Konsumsi Daging Babi

Ada berbagai macam jenis penyakit yang bisa timbul oleh karena memakan daging babi yang buruk bagi kesehatan manusia. Diantaranya adalah penyakit yang ditularkan babi seperti, pengerasan urat nadi, naiknya tekanan darah, nyeri dada yang mencekam (Angina pectoris), radang (nyeri) pada sendi-sendi tubuh.

Dr. Murad Hoffman (Doktor ahli & penulis dari Jerman) menulis bahwa memakan konsumsi babi yang terjangkiti cacing babi tidak hanya berbahaya, tapi juga menyebabkan peningkatan kolesterol tubuh dan memperlambat proses penguraian protein dalam tubuh.

Ditambah cacing babi mengakibatkan penyakit kanker usus, iritasi kulit, eksim, dan rheumatic serta virus-virus influenza yang berbahaya hidup dan berkembang di musim panas karena medium (dibawa oleh) babi.

Penelitian ilmiah di Cina dan Swedia menyebutkan bahwa daging babi merupakan penyebab utama kanker anus dan usus besar. Inilah merupakan dasar penyebab menurut medis kesehatan tentang buruknya daging babi bagi kesehatan manusia.

Daging babi termasuk daging yang paling susah dicerna, karena banyak mengandung lemak dalam sela-sela ototnya Ia meletihkan perut besar orang yang memakannya.

Orang yang memakan daging babi itu akan merasakan tubuhnya menjadi berat dan qalbunya tidak stabil. Jika setelah makan daging itu ia muntah, hal itu baik sekali dan cukup mampu menolongnya agar tidak terkena penyakit-penyakit itu.

Babi Adalah Kontainer (Tempat Penampung) Penyakit

Beberapa bibit penyakit yang dibawa babi seperti Cacing pita (Taenia solium), Cacing spiral (Trichinella spiralis), Cacing tambang (Ancylostoma duodenale), Cacing paru (Paragonimus pulmonaris), Cacing usus (Fasciolopsis buski), Cacing Schistosoma (japonicum).

Serta juga penyakit seperti halnya Bakteri Tuberculosis (TBC), Bakteri kolera (Salmonella choleraesuis), Bakteri Brucellosis suis, Virus cacar (Small pox), Virus kudis (Scabies), Parasit protozoa Balantidium coli, Parasit protozoa Toxoplasma gondii.

Belum pernah kaum muslimin pada masa salaf (masa dulu) mengetahui rincian menjijikannya babi, serta alasan pengharamannya. Hingga datang penemuan-penemuan modern yang menemukan bahwa pada babi terdapat faktor-faktor penyakit serta bakteri-bakteri yang membahayakan. Diantaranya adalah bahwa babi, daging yang dimakan oleh manusia akan melahirkan cacing berbahaya.

Cacing pita yang hidup pada babi (T solium), panjang 2-7 meter bisa menular dan hidup dalam pembuluh darah manusia, dalam usus manusia. Bila menyebar ke otak, bisa mematikan yang benihnya ada di dalam daging babi. Kemudian tumbuh di dalam lambung manusia dengan bentuk yang tidak dapat diobati dengan obat cacing.

Bahkan cacing babi itu akan tumbuh di dalam daging manusia dengan bentuk yang kedokteran hingga hari ini belum mampu membebaskan manusia darinya setelah dia tertimpa penyakit itu. Dan itu akan membahayakan kehidupannya. Cacing itu diberi nama Treichine.

Itu hanya salah satu dari penyakit akibat babi. Diketahui bahwa Babi adalah sarang bakteri, virus dan penyakit: 1. influenza (flu babi) 2. Balantidium Dysentery 3. Fasciolopsis Buski 4. Taenia Solium (cacing pita) 5. Ascaris (ular perut) 6. Trichinella Spiralis 7. Zoonoses], dari sini tampaklah tujuan manfaat hikmah pengharaman daging babi dalam Islam.

DNA Babi Mirip Dengan Manusia

Sehingga demikian maka akibatnya sifat buruk babi dapat menular ke manusia. Beberapa sifat buruk babi contohnya adalah babi binatang paling rakus, kotor, dan jorok di kelasnya.

Kemudian kerakusannya tidak tertandingi hewan lain, serta suka memakan bangkai dan kotorannya sendiri dan Kotoran manusia pun dimakannya. Sangat suka berada di tempat yang basah dan kotor. Untuk memuaskan sifat rakusnya, bila tidak ada lagi yang dimakan, ia muntahkan isi perutnya, lalu dimakan kembali.

Kadang babi mengencingi kotorannya dan memakannya jika berada di hadapannya. Dia memakan sampah busuk dan kotoran hewan apapun. Babi adalah hewan mamalia satu-satunya yang memakan tanah, memakannya dalam jumlah besar dan dalam waktu lama jika dibiarkan, kulit orang yang memakan babi akan mengeluarkan bau yang tidak sedap.

Dengan demikian, kita harus yakin bahwa apa yang diharamkan Allah pasti mengandung hikmah di dalamnya. Seperti hikmah diharamkannya memakan daging babi bagi umat Muslim. Mungkin banyak yang bilang daging babi enak, tetapi kini kita tahu ada apa saja di balik daging babi tersebut. Na’udzubillahi min dzalik.

Lalu, bagaimana misalnya kalau kita tidak sengaja makan babi dalam suatu perjamuan yang diadakan oleh orang non Muslim yang tidak mengetahui tentang terlarangnya makan babi bagi umat Islam atau kita terjebak dalam suatu hutan belantara dalam keadaan kelaparan luar biasa sementara yang terlihat di sana sini hanya babi?

Disinilah bijaksananya Allah. Kalau Anda dalam keadaan tidak sengaja atau sangat terpaksa seperti kejadian tadi, maka Anda diperbolehkan memakan babi tersebut (dengan tidak melampaui batas). Yah tentunya sebelum membunuh dan memakan babi itu, Anda harus mengucapkan “bismillah”, agar Anda senantiasa selalu mendapat berkat dan perlindungan-Nya. (Dari Berbagai Macam Sumber).

Recent Articles

© 2014 ~ 2016 Tino Berita ~ WP Themonic ~ Template by Bloggertheme9 Powered by Blogger ~ News Farras ~ Sehat Kita Semua
TOP