Tanda gejala penyakit jantung koroner salah satunya yang bisa dirasakan oleh para pasien adalah rasa nyeri di dada sebelah kiri. Dan sensasi sakit dada ini bisa bermacam-macam. Bisa dirasakan seperti terbakar, teriris pisau, tertindih beban yang berat dan menjalar sampai ke lengan kiri. Akan tetapi tidak semua sakit dan nyeri pada dada (angina pektoris) pasti adalah penyakit jantung.
Karena untuk memastikan menegakkan diagnosa penyakit jantung koroner dari medis diperlukan beberapa tahapan dan hasil pemeriksaan yang menunjang ditegakkannya penyakit jantung konorer atau serangan jantung itu sendiri. Diantara nya adalah nyeri dada yang khas, pemeriksaan laboratorium darah didapatkan nilai hasil lab Troponin T meningkat dan juga CKMB tinggi dan hasil rekam EKG didapatkan adanya gambaran ST Elevasi.
Sakit dada pada sebelah kiri bila dihubungkan dengan gejala tanda serangan jantung adalah disebabkan oleh karena suplai oksigen yang berkurang di pembuluh darah koroner akibat karena adanya penyempitan atau pun penyumbatan pembuluh darah koroner utama di jantung.
Atau bisa juga didefinisasikan diartikan ketidaknyamanan dada yang terjadi ketika ada suplai oksigen darah yang berkurang pada area dari otot jantung. Pada kebanyakan kasus-kasus yang terjadi, penyebab kekurangan suplai darah ini adalah disebabkan oleh penyempitan dari arteri-arteri koroner sebagai akibat dari arteriosclerosis.
Waktu timbulnya keluhan nyeri dada atau angina ini pada umumnya adalah terjadi waktu latihan, stres emosi yang parah, atau setelah makan yang berat. Selama periode-periode ini, otot jantung menuntut lebih banyak oksigen darah daripada arteri-arteri yang menyempit dapat berikan.
Angina secara khas berlangsung dari 1 sampai 15 menit dan dibebaskan dengan istirahat atau dengan menempatkan tablet nitroglycerin (ISDN Isosorbid Dinitrat) dibawah lidah. Nitroglycerin mengendurkan pembuluh-pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah. Keduanya istirahat dan nitroglycerin mengurangi permintaan otot jantung untuk oksigen, jadi membebaskan dan mengurangi angina ini.
Pembagian Angina Pektoris di dalam kesehatan dan dunia medis ada dua yaitu stable angina pektoris dan juga unstable angina. Stable angina adalah tipe yang paling umum dari nyeri dada, dan adalah apa yang dimaksudkan oleh kebanyakan orang-orang ketika mereka merujuk pada angina. Orang-orang dengan stable angina mempunyai gejala-gejala angina pada basis yang reguler dan tanda gejalanya sedikit banyaknya dapat diprediksi misalnya ketika aktifitas menaiki tangga-tangga akan menyebabkan nyeri dada.
Untuk kebanyakan pasien-pasien, gejala-gejalanya terjadi selama pengerahan tenaga dan aktifitas yang cukup berat dan memakan tenaga serta juga pada umumnya berlangsung kurang dari lima menit. Nyeri dada jenis ini akan hilang dengan orang tersebut istirahat atau dengan pemberian obat ISDN bawah lidah sublingual, seperti nitroglycerin dibawah lidah.
Unstable angina adalah kurang umum dan lebih serius. Tanda gejala keluhan sakit dada ini akan dirasakan lebih parah dan kurang dapat untuk diperkirakan diprediksi daripada pola-pola dari stable angina yang pertama tadi. Lebih dari itu, nyeri dadanya akan lebih sering, berlangsung lebih lama, terjadi waktu istirahat, dan tidak dibebaskan dengan nitroglycerin dibawah lidah (atau pasien perlu untuk menggunakan lebih banyak nitroglycerin daripada biasanya).
Unstable angina tidaklah sama seperti serangan jantung, namun ia memerlukan kunjungan segera pada dokter dan medis atau bahkan untuk segera mendatangi rumah sakit terdekat dan memeriksakan di unit gawat darurat (UGD) rumah sakit karena pengujian jantung lebih jauh sangat diperlukan. Unstable angina seringkali adalah pendahuluan pada serangan jantung yang sesungguhnya.
Pada dasarnya pembagian yang menyebabkan timbulnya terjadinya sakit pada dada sebelah kiri adalah terbagi menjadi dua. Yaitu yang berasal dari organ jantung (cardial) dan bukan jantung (non cardial). Karena dua hal tersebutlah yang seringkali menjadi seseorang mengalami rasa nyeri dada yang kadangkala diasumsikan terkena penyakit jantung iskemik atau jantung koroner.
Nyeri dada pada dasarnya dapat disebabkan oleh semua penyusun dada kita. Dari luar ke dalam dada kita disusun oleh kulit, otot, tulang, jantung, selaput pembungkus paru-paru, dan paru-paru. Di sekitar dada juga terdapat organ lambung dan payudara pada wanita.
Yang termasuk faktor penyebab sakit dada yang berasal dari jantung ini terbagi menjadi dua yaitu :
Karena untuk memastikan menegakkan diagnosa penyakit jantung koroner dari medis diperlukan beberapa tahapan dan hasil pemeriksaan yang menunjang ditegakkannya penyakit jantung konorer atau serangan jantung itu sendiri. Diantara nya adalah nyeri dada yang khas, pemeriksaan laboratorium darah didapatkan nilai hasil lab Troponin T meningkat dan juga CKMB tinggi dan hasil rekam EKG didapatkan adanya gambaran ST Elevasi.
Angina Pektoris (Nyeri Dada)
Sakit dada pada sebelah kiri bila dihubungkan dengan gejala tanda serangan jantung adalah disebabkan oleh karena suplai oksigen yang berkurang di pembuluh darah koroner akibat karena adanya penyempitan atau pun penyumbatan pembuluh darah koroner utama di jantung.
Atau bisa juga didefinisasikan diartikan ketidaknyamanan dada yang terjadi ketika ada suplai oksigen darah yang berkurang pada area dari otot jantung. Pada kebanyakan kasus-kasus yang terjadi, penyebab kekurangan suplai darah ini adalah disebabkan oleh penyempitan dari arteri-arteri koroner sebagai akibat dari arteriosclerosis.
Waktu timbulnya keluhan nyeri dada atau angina ini pada umumnya adalah terjadi waktu latihan, stres emosi yang parah, atau setelah makan yang berat. Selama periode-periode ini, otot jantung menuntut lebih banyak oksigen darah daripada arteri-arteri yang menyempit dapat berikan.
Angina secara khas berlangsung dari 1 sampai 15 menit dan dibebaskan dengan istirahat atau dengan menempatkan tablet nitroglycerin (ISDN Isosorbid Dinitrat) dibawah lidah. Nitroglycerin mengendurkan pembuluh-pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah. Keduanya istirahat dan nitroglycerin mengurangi permintaan otot jantung untuk oksigen, jadi membebaskan dan mengurangi angina ini.
Pembagian Angina Pektoris di dalam kesehatan dan dunia medis ada dua yaitu stable angina pektoris dan juga unstable angina. Stable angina adalah tipe yang paling umum dari nyeri dada, dan adalah apa yang dimaksudkan oleh kebanyakan orang-orang ketika mereka merujuk pada angina. Orang-orang dengan stable angina mempunyai gejala-gejala angina pada basis yang reguler dan tanda gejalanya sedikit banyaknya dapat diprediksi misalnya ketika aktifitas menaiki tangga-tangga akan menyebabkan nyeri dada.
Untuk kebanyakan pasien-pasien, gejala-gejalanya terjadi selama pengerahan tenaga dan aktifitas yang cukup berat dan memakan tenaga serta juga pada umumnya berlangsung kurang dari lima menit. Nyeri dada jenis ini akan hilang dengan orang tersebut istirahat atau dengan pemberian obat ISDN bawah lidah sublingual, seperti nitroglycerin dibawah lidah.
Unstable angina adalah kurang umum dan lebih serius. Tanda gejala keluhan sakit dada ini akan dirasakan lebih parah dan kurang dapat untuk diperkirakan diprediksi daripada pola-pola dari stable angina yang pertama tadi. Lebih dari itu, nyeri dadanya akan lebih sering, berlangsung lebih lama, terjadi waktu istirahat, dan tidak dibebaskan dengan nitroglycerin dibawah lidah (atau pasien perlu untuk menggunakan lebih banyak nitroglycerin daripada biasanya).
Unstable angina tidaklah sama seperti serangan jantung, namun ia memerlukan kunjungan segera pada dokter dan medis atau bahkan untuk segera mendatangi rumah sakit terdekat dan memeriksakan di unit gawat darurat (UGD) rumah sakit karena pengujian jantung lebih jauh sangat diperlukan. Unstable angina seringkali adalah pendahuluan pada serangan jantung yang sesungguhnya.
Penyebab Tersering Nyeri dada
Pada dasarnya pembagian yang menyebabkan timbulnya terjadinya sakit pada dada sebelah kiri adalah terbagi menjadi dua. Yaitu yang berasal dari organ jantung (cardial) dan bukan jantung (non cardial). Karena dua hal tersebutlah yang seringkali menjadi seseorang mengalami rasa nyeri dada yang kadangkala diasumsikan terkena penyakit jantung iskemik atau jantung koroner.
Nyeri dada pada dasarnya dapat disebabkan oleh semua penyusun dada kita. Dari luar ke dalam dada kita disusun oleh kulit, otot, tulang, jantung, selaput pembungkus paru-paru, dan paru-paru. Di sekitar dada juga terdapat organ lambung dan payudara pada wanita.
Yang termasuk faktor penyebab sakit dada yang berasal dari jantung ini terbagi menjadi dua yaitu :
- Koroner (Karena adanya penyempitan pembuluh darah koroner jantung).
- Non Koroner (Karena adanya spasme pembuluh darah jantung ).
- Pleural. Ciri tanda nyeri dada yang disebabkan oleh karena penyakit paru seperti halnya infeksi paru, kanker paru sifatnya menusuk dan terlokalisir pada suatu tempat.
- Gastrointestinal. Pada kelainan organ pencernaan sensasi sakit dada ini dirasakan sebagai suatu sensasi terbakar atau rasa panas pada daerah dada, disertai rasa asam yang naik ke kerongkongan, mulut akan terasa pahit, dan sering kali mengalami radang tenggorokan. Kumpulan gejala simptom semacam ini sesuai dengan penyakit yang dalam dunia medis kedokteran disebut dengan gastrooesophageal reflux disease (GERD).
- Penyakit Paru-Paru. Hampir semua penyakit pada paru-paru, seperti TBC, radang paru, bronkitis, memar paru, tumor paru, dapat menimbulkan gejala nyeri dada. Nyeri biasanya bersifat tumpul dan tidak terlokalisasi, seperti halnya nyeri akibat jantung. Namun, nyeri akibat paru-paru tidak diiringi gejala simpatis (berkeringat dingin, laju jantung cepat, mual, muntah). Umumnya nyeri dada akibat paru-paru tidak berdiri sendiri, melainkan bersama gejala penyakit paru-paru lainnya, seperti batuk, demam, dan sesak napas.
- Neural Dan Otot. Sakit dan nyeri akibat adanya keluhan pada otot serta tulang (muskuloskeletal) yang disebut penyakit kostokondritis, patah tulang iga, atau metastasis kanker.
- Psikogenik (Abdurrahman N, 1999). Kecemasan ini apalagi yang berlebihan akan bisa menjadi penyebab rasa tidak nyaman di dada. Mekanisme terjadi karena adanya hiperaktivitas sistem saraf otonom yang akan membuat tubuh merespon dengan gejala-gejala fisik yang dikenal dengan istilah keluhan psikosomatis.
0 komentar: