Presiden Joko Widodo Jokowi mengusulkan Komjen Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai calon tunggal pengganti Kapolri Jenderal Sutarman kepada DPR. Surat penunjukkan Komjen Pol Budi Gunawan sebagai calon kepala Polisi Republik Indonesia (Polri) beredar di dunia maya.
Surat dengan nompor R-01/Pres/01/2015 tentang pengajuan Komjen Budi Gunawan sebagai Calon Kapolri tersebut berisikan hal yang terkait dengan meminta persetujuan DPR untuk mengangkat Budi Gunawan sebagai Kapolri dan memberhentikan Jenderal Polisi Sutarman. Sutarman sendiri menjadi Kapolri selama 1 tahun 3 bulan ketika itu ditunjuk oleh Presiden SBY.
Dalam isi surat tersebut diatas disebutkan bahwasannya Budi Gunawan dipandang mampu dan cakap serta memenuhi syarat untuk diangkat sebagai Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Budi Gunawan pada saat ini tengah menjabat kepala Lembaga Pendidikan Polri. Calon Kapolri Pengganti Sutarman Komisaris Jendral ini yang lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 11 Desember 1959 ini pernah menjabat sebagai Ajudan Presiden RI di masa pemerintahan Megawati Soekarnoputri.
Sebagai bahan pertimbangan DPR, Presiden Jokowi juga melampirkan kutipan riwayat hidup Budi Gunawan.
Profil Biodata Karir Komisaris Jenderal Budi Gunawan
Komisaris Jenderal Polisi (Komjen Pol) Budi Gunawan kembali disorot publik usai muncul sebagai calon tunggal Kapolri.
Profil Budi Gunawan jadi salah satu yang paling banyak dipertanyakan publik. Profil Budi Gunawan muncul di beberapa situs kepolisian dan ensiklopedia bebas, Wikipedia.
Berikut informasi pemberitaan yang dilansir dari Kabar24.com terkait dengan Sosok rekam jejak calon kapolri Budi Gunawan.
Budi merupakan pria kelahiran Surakarta, 11 Desember 1959. Karir mantan kapolda Bali ini dimulai setelah lulus dari Akpol pada tahun 1983 dengan predikat lulusan terbaik.
Budi Gunawan merupakan salah satu perwira intelektual terbaik yang dimiliki Polri saat ini. Ia merupakan lulusan terbaik Akpol 83 peraih dan penghargaan Adhi Makayasa
Dia selalu tercatat meraih peringkat satu dan lulusan terbaik di setiap pendidikan Polri yg dilaluinya seperti saat sekolah PTIK, SESPIM, SESPATI, LEMHANAS.
Sebagai orang yang telah lama berkecimpung di dunia kepolisian, nama Budi Gunawan sudah tak asing lagi. Lulusan Akademi Kepolisian 1983 ini dikenal pernah mengemban beberapa jabatan penting.
Karir Budi Gunawan sebagai seorang polisi terbilang cukup moncer. Saat berpangkat Komisaris Besar (Kombes), Budi pernah menjabat sebagai Ajudan Presiden RI di masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarno Putri, tahun 2001 hingga 2004.
Setelah Mega lengser, karier Budi nyatanya masih tetap cemerlang. Budi tercatat sebagai jenderal termuda di Polri saat dipromosikan naik pangkat bintang satu atau Brigadir Jenderal (Brigjen) dengan jabatan sebagai Kepala Biro Pembinaan Karyawan (Binkar) Mabes Polri.
Dari Binkar, dirinya naik menjadi Kepala Selapa Polri, lembaga yang dibawahi Lemdikpol selama 2 tahun. Dirinya juga pernah mengecap pengalaman menjadi Kapolda Jambi.
Dari Jambi, dia kemudian dipromosikan menjadi Inspektur Jenderal (Irjen) dengan jabatan Kepala Divisi Pembinaan Hukum (Kadiv BinKum), dilanjutkan sebagai Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam), hingga dipromosikan menjadi Kapolda Bali.
Menjadi Kapolda Bali membuat karirnya semakin mentereng. Gelar Komisaris Jenderal (Komjen) pun berhasil diterimanya saat didapuk menjadi Kepala Lembaga Pendidikan Polri (Kalemdikpol) pada tahun 2012, yang membawahi lembaga-lembaga pendidikan seperti Sekolah Staf dan Pimpinan Polri (SESPIM), Akademi Kepolisian (Akpol) dan Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK).
Terkait dengan pemberitaan mengenai rekening gendut jumbo milik Komjen Budi Gunawan berikut adalah pernyataan Komisaris jenderal Budi Gunawan yang dicalonkan Presiden Jokowi menjadi Kapolri yang dilansir dari merdeka.com.
Kepala Lembaga Pendidikan Polisi Komjen Budi Gunawan membantah memiliki uang di sejumlah rekening dalam jumlah fantastis. Menurut dia hasil penyelidikan terkait dugaan rekening jumbo sudah selesai.
Komjen Budi Gunawan mengklaim kasus rekening gendut telah selesai. Pihak Bareskrim telah menindaklanjuti laporan hasil analisis dari Pusat Pelaporan Analisa dan Transaksi Keuangan (PPATK) pada 2010 milik Budi Gunawan.
"Masalah itu perlu saya luruskan bahwa terkait LHA (Laporan Hasil Analisis) dari PPATK sudah ditindaklanjuti oleh Bareskrim pada tahun 2010 dan hasilnya sudah dikirim ke PPATK. Jadi masalah itu telah selesai. Artinya wajar dan dapat dipertanggungjawabkan," klaim Budi di gedung KPK.
Budi dan Badrodin (Asisten operasi Kapolri) masuk dalam daftar jenderal polisi yang memiliki rekening gendut. Dari hasil temuan PPATK tanggal 19 Agustus 2008, jumlah harta kekayaan Budi sebanyak Rp 4,6 miliar.
Budi juga tercatat bersama anaknya pernah membuka rekening dan menyetor uang Rp 29 miliar dan Rp 25 miliar.
Pada Juli 2013 lalu, Budi pernah melaporkan harta kekayaannya ke KPK. Selain budi terdapat Jenderal bintang dua yang melaporkan. Keduanya dipanggil KPK terkait permintaan Kompolnas untuk memverifikasi harta kekayaan masing-masing. Kompolnas pada saat itu tengah menyiapkan pencalonan Kapolri menggantikan Timur Pradopo.
Surat dengan nompor R-01/Pres/01/2015 tentang pengajuan Komjen Budi Gunawan sebagai Calon Kapolri tersebut berisikan hal yang terkait dengan meminta persetujuan DPR untuk mengangkat Budi Gunawan sebagai Kapolri dan memberhentikan Jenderal Polisi Sutarman. Sutarman sendiri menjadi Kapolri selama 1 tahun 3 bulan ketika itu ditunjuk oleh Presiden SBY.
Komjen Budi Gunawan Calon Kapolri
Dalam isi surat tersebut diatas disebutkan bahwasannya Budi Gunawan dipandang mampu dan cakap serta memenuhi syarat untuk diangkat sebagai Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Budi Gunawan pada saat ini tengah menjabat kepala Lembaga Pendidikan Polri. Calon Kapolri Pengganti Sutarman Komisaris Jendral ini yang lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 11 Desember 1959 ini pernah menjabat sebagai Ajudan Presiden RI di masa pemerintahan Megawati Soekarnoputri.
Sebagai bahan pertimbangan DPR, Presiden Jokowi juga melampirkan kutipan riwayat hidup Budi Gunawan.
Profil Biodata Karir Komisaris Jenderal Budi Gunawan
Komisaris Jenderal Polisi (Komjen Pol) Budi Gunawan kembali disorot publik usai muncul sebagai calon tunggal Kapolri.
Profil Budi Gunawan jadi salah satu yang paling banyak dipertanyakan publik. Profil Budi Gunawan muncul di beberapa situs kepolisian dan ensiklopedia bebas, Wikipedia.
Berikut informasi pemberitaan yang dilansir dari Kabar24.com terkait dengan Sosok rekam jejak calon kapolri Budi Gunawan.
Budi merupakan pria kelahiran Surakarta, 11 Desember 1959. Karir mantan kapolda Bali ini dimulai setelah lulus dari Akpol pada tahun 1983 dengan predikat lulusan terbaik.
Budi Gunawan merupakan salah satu perwira intelektual terbaik yang dimiliki Polri saat ini. Ia merupakan lulusan terbaik Akpol 83 peraih dan penghargaan Adhi Makayasa
Dia selalu tercatat meraih peringkat satu dan lulusan terbaik di setiap pendidikan Polri yg dilaluinya seperti saat sekolah PTIK, SESPIM, SESPATI, LEMHANAS.
Sebagai orang yang telah lama berkecimpung di dunia kepolisian, nama Budi Gunawan sudah tak asing lagi. Lulusan Akademi Kepolisian 1983 ini dikenal pernah mengemban beberapa jabatan penting.
Karir Budi Gunawan sebagai seorang polisi terbilang cukup moncer. Saat berpangkat Komisaris Besar (Kombes), Budi pernah menjabat sebagai Ajudan Presiden RI di masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarno Putri, tahun 2001 hingga 2004.
Setelah Mega lengser, karier Budi nyatanya masih tetap cemerlang. Budi tercatat sebagai jenderal termuda di Polri saat dipromosikan naik pangkat bintang satu atau Brigadir Jenderal (Brigjen) dengan jabatan sebagai Kepala Biro Pembinaan Karyawan (Binkar) Mabes Polri.
Dari Binkar, dirinya naik menjadi Kepala Selapa Polri, lembaga yang dibawahi Lemdikpol selama 2 tahun. Dirinya juga pernah mengecap pengalaman menjadi Kapolda Jambi.
Dari Jambi, dia kemudian dipromosikan menjadi Inspektur Jenderal (Irjen) dengan jabatan Kepala Divisi Pembinaan Hukum (Kadiv BinKum), dilanjutkan sebagai Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam), hingga dipromosikan menjadi Kapolda Bali.
Menjadi Kapolda Bali membuat karirnya semakin mentereng. Gelar Komisaris Jenderal (Komjen) pun berhasil diterimanya saat didapuk menjadi Kepala Lembaga Pendidikan Polri (Kalemdikpol) pada tahun 2012, yang membawahi lembaga-lembaga pendidikan seperti Sekolah Staf dan Pimpinan Polri (SESPIM), Akademi Kepolisian (Akpol) dan Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK).
Rekening Gendut Calon Kapolri Budi Gunawan
Terkait dengan pemberitaan mengenai rekening gendut jumbo milik Komjen Budi Gunawan berikut adalah pernyataan Komisaris jenderal Budi Gunawan yang dicalonkan Presiden Jokowi menjadi Kapolri yang dilansir dari merdeka.com.
Kepala Lembaga Pendidikan Polisi Komjen Budi Gunawan membantah memiliki uang di sejumlah rekening dalam jumlah fantastis. Menurut dia hasil penyelidikan terkait dugaan rekening jumbo sudah selesai.
Komjen Budi Gunawan mengklaim kasus rekening gendut telah selesai. Pihak Bareskrim telah menindaklanjuti laporan hasil analisis dari Pusat Pelaporan Analisa dan Transaksi Keuangan (PPATK) pada 2010 milik Budi Gunawan.
"Masalah itu perlu saya luruskan bahwa terkait LHA (Laporan Hasil Analisis) dari PPATK sudah ditindaklanjuti oleh Bareskrim pada tahun 2010 dan hasilnya sudah dikirim ke PPATK. Jadi masalah itu telah selesai. Artinya wajar dan dapat dipertanggungjawabkan," klaim Budi di gedung KPK.
Budi dan Badrodin (Asisten operasi Kapolri) masuk dalam daftar jenderal polisi yang memiliki rekening gendut. Dari hasil temuan PPATK tanggal 19 Agustus 2008, jumlah harta kekayaan Budi sebanyak Rp 4,6 miliar.
Budi juga tercatat bersama anaknya pernah membuka rekening dan menyetor uang Rp 29 miliar dan Rp 25 miliar.
Pada Juli 2013 lalu, Budi pernah melaporkan harta kekayaannya ke KPK. Selain budi terdapat Jenderal bintang dua yang melaporkan. Keduanya dipanggil KPK terkait permintaan Kompolnas untuk memverifikasi harta kekayaan masing-masing. Kompolnas pada saat itu tengah menyiapkan pencalonan Kapolri menggantikan Timur Pradopo.
Maaf min, ralat dikit.
BalasHapusKomjen Budi Gunawan bukan yg terbaik diangkatannya beliau hanya 5 besar, peraih Adhi Makayasa alias lulusan terbaik Kepolisian tahun 1983 ternyata Inspektur Jenderal Anton Setiadji, yang kini menjabat Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat.