Keutamaan kemuliaan bulan Rajab yang di dalam Islam termasuk dalam bulan-bulan Haram (Bulan Mulia) tentunya juga berpengaruh pada amalan-amalan di Bulan Rajab pula bagi kaum muslimin yang mengerjakannya.
Bulan Rajab merupakan awal rangkaian tiga bulan yang istimewa dan mulia, yaitu Rajab, Sya`ban, dan Ramadhan.
Ibadah amalan di bulan Rajab memiliki ganjaran pahala yang sangat besar, terutama dengan berpuasa serta beristighfar dan bertaubat dari dosa-dosa.
Dan malam pertama bulan Rajab merupakan malam yang istimewa sebab doa sangat besar kemungkinan diterimanya di malam ini. Dasar dan dalilnya adalah sebagai berikut :
Bulan Rajab merupakan salah satu dari bulan-bulan haram (suci atau mulia) dalam islam. Ia adalah bulan yang ke tujuh dalam kalender islam atau kalender hijriyah. Sebagian dari kita menyambutnya dengan berdoa dan menjadikan bulan ini sebagai momentum mempersiapkan diri menyambut Ramadhan.
Dengan memasuki bulan Rajab, berarti saat-saat kedatangan bulan Ramadhan semakin dekat. Agar nantinya kita dapat memanfaatkan bulan suci itu dengan sebaik-baiknya dengan memperbanyak ibadah, persiapannya mesti dilakukan sejak jauh-jauh hari sebelumnya, khususnya ketika memasuki bulan Rajab.
Rajab juga merupakan salah satu diantara empat bulan haram, yaitu bulan-bulan yang dimuliakan oleh Allah. Keempat bulan haram tersebut adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
Rajab juga mengingatkan kita pada peristiwa Isra’ dan Miraj, dimana Rasulullah diperjalankan oleh Allah dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsha di Palestina, yang kemudian dilanjutkan ke Mustawa.
Isra dan Mi’raj merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah, yang benar-benar nyata di hati orang-orang yang beriman. Peristiwa tersebut mengingatkan kita kepada Abu Bakar Ash-Shiddiq yang dengan serta merta dan tanpa ragu membenarkannya, karena kekuatan imannya.
Pesan Isra’ Mi’raj ini mengindikasikan bahwa sebelum menerima sebuah tugas yang lebih berat, tentu terlebih dahulu kita akan diuji. Jika sukses melewati ujian yang diberikan Allah, tentu kita akan menerima anugerah sebagai karunia dan kemahamurahan Allah SWT. Maka jika ingin meningkatkan derajat ketaqwaan, mestinya kita mempersiapkan diri menghadapi berbagai ujian.
al Hafizh Ibnu Hajar al Asqalani rahimahullah dalam risalahnya, Tabyiinul ‘Ajab bi Maa Warada fii Fadhli Rajab menjelaskan, “Tidak muncul satupun hadits shahih tentang keutamaan bulan Rajab, tidak pula tentang puasanya, tidak tentang puasa tertentu, dan tidak juga tentang mendirikan shalat malam tertentu di bulan ini yang dikuatkan oleh sebuah hadits yang layak untuk dijadikan sebagai hujjah.”
Dan juga karena melakukan perbuatan yang diharamkan pada bulan-bulan itu dosanya lebih besar dibandingkan bulan lainnya. Dan, Bulan Rajab termasuk bulan-bulan haram yang dimuliakan Allah SWT tersebut.
Namun, tidak ada dalil dari Alquran dan sunah Nabi saw yang menyebutkan tentang amalan-amalan khusus yang seharusnya dilakukan oleh seorang Muslim pada Bulan Rajab ini.
Amalan Keutamaan Bulan Sya'ban
Memperbanyak berpuasa di bulan syaban adalah merupakan Sunnah Rasulullah SAW. Terdapat suatu amalan yang dapat dilakukan di bulan ini yaitu amalan puasa. Bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri banyak berpuasa ketika bulan Sya’ban dibanding bulan-bulan lainnya selain puasa wajib di bulan Ramadhan.
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau mengatakan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa, sampai kami katakan bahwa beliau tidak berbuka. Beliau pun berbuka sampai kami katakan bahwa beliau tidak berpuasa. Aku tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa secara sempurna sebulan penuh selain pada bulan Ramadhan. Aku pun tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada berpuasa di bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Rasulullah biasa memperbanyak puasa di bulan Sya’ban. Beliau hampir penuh puasa di bulan ini. Beliau hanya berbuka atau tidak berpuasa pada beberapa hari saja.
Dan termasuk keistimewaan keutamaan puasa syaban ini antara lain bila dilihat dari segi fisik, ia merupakan persiapan bagi kita untuk menghadapi puasa di bulan Ramadhan yang sebulan penuh.
Dari sisi spiritual, hadits berikut ini menyatakan rahasia hikmah di balik memperbanyak puasa di bulan Sya’ban.
Bulan Rajab merupakan awal rangkaian tiga bulan yang istimewa dan mulia, yaitu Rajab, Sya`ban, dan Ramadhan.
Ibadah amalan di bulan Rajab memiliki ganjaran pahala yang sangat besar, terutama dengan berpuasa serta beristighfar dan bertaubat dari dosa-dosa.
Dan malam pertama bulan Rajab merupakan malam yang istimewa sebab doa sangat besar kemungkinan diterimanya di malam ini. Dasar dan dalilnya adalah sebagai berikut :
"Ada lima malam ketika doa di malam-malam itu tidak ditolak yaitu malam pertama bulan Rajab, malam Nishfu Sya'ban, malam Jum'at, malam `Idul Fitri, dan malam nahar (Idul Adha)."
Keutaamaan Bulan Rajab Syaban
Bulan Rajab merupakan salah satu dari bulan-bulan haram (suci atau mulia) dalam islam. Ia adalah bulan yang ke tujuh dalam kalender islam atau kalender hijriyah. Sebagian dari kita menyambutnya dengan berdoa dan menjadikan bulan ini sebagai momentum mempersiapkan diri menyambut Ramadhan.
Dengan memasuki bulan Rajab, berarti saat-saat kedatangan bulan Ramadhan semakin dekat. Agar nantinya kita dapat memanfaatkan bulan suci itu dengan sebaik-baiknya dengan memperbanyak ibadah, persiapannya mesti dilakukan sejak jauh-jauh hari sebelumnya, khususnya ketika memasuki bulan Rajab.
Rajab juga merupakan salah satu diantara empat bulan haram, yaitu bulan-bulan yang dimuliakan oleh Allah. Keempat bulan haram tersebut adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan Ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa." (QS At-Taubah: 36)
Rajab juga mengingatkan kita pada peristiwa Isra’ dan Miraj, dimana Rasulullah diperjalankan oleh Allah dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsha di Palestina, yang kemudian dilanjutkan ke Mustawa.
Isra dan Mi’raj merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah, yang benar-benar nyata di hati orang-orang yang beriman. Peristiwa tersebut mengingatkan kita kepada Abu Bakar Ash-Shiddiq yang dengan serta merta dan tanpa ragu membenarkannya, karena kekuatan imannya.
Pesan Isra’ Mi’raj ini mengindikasikan bahwa sebelum menerima sebuah tugas yang lebih berat, tentu terlebih dahulu kita akan diuji. Jika sukses melewati ujian yang diberikan Allah, tentu kita akan menerima anugerah sebagai karunia dan kemahamurahan Allah SWT. Maka jika ingin meningkatkan derajat ketaqwaan, mestinya kita mempersiapkan diri menghadapi berbagai ujian.
al Hafizh Ibnu Hajar al Asqalani rahimahullah dalam risalahnya, Tabyiinul ‘Ajab bi Maa Warada fii Fadhli Rajab menjelaskan, “Tidak muncul satupun hadits shahih tentang keutamaan bulan Rajab, tidak pula tentang puasanya, tidak tentang puasa tertentu, dan tidak juga tentang mendirikan shalat malam tertentu di bulan ini yang dikuatkan oleh sebuah hadits yang layak untuk dijadikan sebagai hujjah.”
Dan juga karena melakukan perbuatan yang diharamkan pada bulan-bulan itu dosanya lebih besar dibandingkan bulan lainnya. Dan, Bulan Rajab termasuk bulan-bulan haram yang dimuliakan Allah SWT tersebut.
Namun, tidak ada dalil dari Alquran dan sunah Nabi saw yang menyebutkan tentang amalan-amalan khusus yang seharusnya dilakukan oleh seorang Muslim pada Bulan Rajab ini.
Amalan Keutamaan Bulan Sya'ban
Memperbanyak berpuasa di bulan syaban adalah merupakan Sunnah Rasulullah SAW. Terdapat suatu amalan yang dapat dilakukan di bulan ini yaitu amalan puasa. Bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri banyak berpuasa ketika bulan Sya’ban dibanding bulan-bulan lainnya selain puasa wajib di bulan Ramadhan.
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau mengatakan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa, sampai kami katakan bahwa beliau tidak berbuka. Beliau pun berbuka sampai kami katakan bahwa beliau tidak berpuasa. Aku tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa secara sempurna sebulan penuh selain pada bulan Ramadhan. Aku pun tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada berpuasa di bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Rasulullah biasa memperbanyak puasa di bulan Sya’ban. Beliau hampir penuh puasa di bulan ini. Beliau hanya berbuka atau tidak berpuasa pada beberapa hari saja.
Dan termasuk keistimewaan keutamaan puasa syaban ini antara lain bila dilihat dari segi fisik, ia merupakan persiapan bagi kita untuk menghadapi puasa di bulan Ramadhan yang sebulan penuh.
Dari sisi spiritual, hadits berikut ini menyatakan rahasia hikmah di balik memperbanyak puasa di bulan Sya’ban.
0 komentar: